Minggu, 28 Agustus 2011

Kisah Penghuni Surga Terakhir


Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama?

Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah.

Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan?

Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah.

Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka ia mengikuti sembahannya itu. Orang yang menyembah matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala mengikuti berhala.

Tinggallah umat ini, termasuk di antaranya yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk-Nya yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian.

Mereka (umat ini) berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat kami, sampai Tuhan kami datang kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu mengenal-Nya.

Lalu Allah Taala datang kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah mereka kenal. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian.

Mereka pun berkata: Engkau Tuhan kami.

Mereka mengikuti-Nya. Dan Allah membentangkan jembatan di atas neraka Jahanam.

Aku (Rasulullah saw.) dan umatkulah yang pertama kali melintas. Pada saat itu, yang berbicara hanyalah para rasul. Doa para rasul saat itu adalah: Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.

Di dalam neraka Jahanam terdapat besi berkait seperti duri Sakdan (nama tumbuhan yang berduri besar di setiap sisinya).

Pernahkah kalian melihat Sakdan? Para sahabat menjawab: Ya, wahai Rasulullah.

Rasulullah saw. melanjutkan: Besi berkait itu seperti duri Sakdan, tetapi hanya Allah yang tahu seberapa besarnya. Besi berkait itu merenggut manusia dengan amal-amal mereka. Di antara mereka ada orang yang beriman, maka tetaplah amalnya. Dan di antara mereka ada yang dapat melintas, hingga selamat.

Setelah Allah selesai memberikan keputusan untuk para hamba dan dengan rahmat-Nya Dia ingin mengeluarkan orang-orang di antara ahli neraka yang Dia kehendaki, maka Dia memerintah para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang tidak pernah menyekutukan Allah. Itulah orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan rahmat-Nya, yang mengucap: "Laa ilaaha illallah".

Para malaikat mengenali mereka di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud. Mereka dikeluarkan dari neraka, dalam keadaan hangus. Lalu mereka disiram dengan air kehidupan, sehingga mereka menjadi tumbuh seperti biji-bijian tumbuh dalam kandungan banjir (lumpur).

Kemudian selesailah Allah Taala memberi keputusan di antara para hamba. Tinggal seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka. Dia adalah ahli surga yang terakhir masuk. Dia berkata: Ya Tuhanku, palingkanlah wajahku dari neraka, anginnya benar-benar menamparku dan nyala apinya membakarku. Dia terus memohon apa yang dibolehkan kepada Allah.

Kemudian Allah Taala berfirman: Mungkin, jika Aku mengabulkan permintaanmu, engkau akan meminta yang lain.

Orang itu menjawab: Aku tidak akan minta yang lain kepada-Mu.

Maka ia pun berjanji kepada Allah. Lalu Allah memalingkan wajahnya dari neraka. Ketika ia telah menghadap dan melihat surga, ia pun diam tertegun, kemudian berkata: Ya Tuhanku, majukanlah aku ke pintu surga.

Allah berkata: Bukankah engkau telah berjanji untuk tidak meminta kepada-Ku selain apa yang sudah Kuberikan, celaka engkau, hai anak-cucu Adam, ternyata engkau tidak menepati janji.

Orang itu berkata: Ya Tuhanku! Dia memohon terus kepada Allah, hingga Allah berfirman kepadanya: Mungkin jika Aku memberimu apa yang engkau pinta, engkau akan meminta yang lain lagi.

Orang itu berkata: Tidak, demi Keagungan-Mu. Dan ia berjanji lagi kepada Tuhannya. Lalu Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah ia berdiri di ambang pintu surga, ternyata pintu surga terbuka lebar baginya, sehingga ia dapat melihat dengan jelas keindahan dan kesenangan yang ada di dalamnya.

Dia pun diam tertegun. Kemudian berkata: Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga.

Allah Taala berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta selain apa yang telah Aku berikan? Celaka engkau, hai anak cucu Adam, betapa engkau tidak dapat menepati janji!

Orang itu berkata: Ya Tuhanku, aku tidak ingin menjadi makhluk-Mu yang paling malang. Dia terus memohon kepada Allah, sehingga membuat Allah Taala tertawa (ridha).

Ketika Allah Taala tertawa Dia berfirman: Masuklah engkau ke surga. Setelah orang itu masuk surga, Allah berfirman kepadanya: Inginkanlah sesuatu! Orang itu meminta kepada Tuhannya, sampai Allah mengingatkannya tentang ini dan itu. Ketika telah habis keinginan-keinginannya, Allah Taala berfirman: Itu semua untukmu, begitu pula yang semisalnya

(HR Muslim no 267)

Sabtu, 27 Agustus 2011

Taqobalallohu Minna wa Minkum


Datangnya ‘Iedul Fitri tanggal 1 Syawal 1432 H disambut dengan suka cita oleh umat Islam di Indonesia dan di berbagai penjuru dunia. ‘Iedul Fitri pada tanggal 1 Syawal akan segera tiba. sebagai wujud kesyukuran kepada Alloh atas keberhasilan dalam menunaikan ibadah puasa Ramadan satu bulan penuh. Mudik lebaran merupakan tradisi dan ritual tahunan yang biasa dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia dalam rangka merayakan ‘Iedul Fitri.
Kesempatan merayakan kemenangan perjuangan yang telah diselesaikan selama bulan Ramadan umumnya sekaligus dimanfaatkan sebagai sarana untuk silaturrahim dan saling berkunjung diantara anak dengan orang tua dan antar saudara serta teman-teman. Setiap kali bertemu dengan sanak-saudara dan teman-teman, maka: “Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin” merupakan ucapan yang seringkali diperdengarkan. Meskipun tidak ada yang salah dengan ucapan tersebut sebagai luapan kegembiraan atas keberhasilan menyelesaikan puasa Ramadan. Pertanyaannya, apakah ucapan tersebut sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulalloh SAW?


Supaya diingat, sebagai umat muslim kita meyakini bahwa Rasulalloh merupakan contoh yang baik untuk ditiru dan diteladani tingkah laku, perbuatan dan tutur katanya. Firman Alloh di dalam Al-Qur’an menyatakan: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulalloh itu suri teladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap (bertemu) Alloh dan (kebahagiaan) di hari kiamat dan dia banyak dzikir kepada Alloh.” (QS. Al-Ahzab:21).


Dalam hal menyambut ‘Iedul Fitri pun sudah selayaknya kita mencontoh perbuatan dan tutur kata yang telah dilakukan oleh Rasulalloh SAW semasa hidupnya. Di dalam salah satu hadits telah diriwayatkan dari Jalid bin Ma’daan berkata Jalid, bertemu aku pada Watsilah bin Al-Asqo’ di dalam hari raya, maka berkata aku “Taqobbalallohu minna wa minka.” Maka berkata Watsilah: “Na’am, taqobbalallohu minna wa minka.” Berkata Watsilah, bertemu aku pada Rasulalloh SAW pada hari raya, maka berkata aku: “Taqobbalallohu minna wa minka.” Maka berkata Rasulalloh SAW: “Na’am, taqobbalallohu minna wa minka.” (HR. Baihaqi di dalam Kitabu Al-‘Idiin Juz 3 hal. 219).


Dalam prakteknya, taqobalallohu minna wa minka kita ucapkan kepada lawan bicara kita hanya satu orang laki-laki. Jika kita mengucapkan kepada lawan bicara yang hanya satu orang perempuan, maka lafalnya menjadi taqobalallohu minna wa minki. Sedangkan jika lawan bicara kita jumlahnya lebih dari satu orang (jamak), maka lafalnya menjadi taqobalallohu minna wa minkum. Ketika saudara atau teman kita mengucapkan hal ini, maka kita hendaklah menjawab dengan jawaban ucapan: Na’am, taqobalallohu minna wa minkum/ka/ki, tergantung pada lawan bicara yang mengucapkan tersebut jamak, atau tunggal laki-laki, atau tunggal perempuan.


Ucapan taqobalallohu minna wa minkum/ka/ki tersebut mempunyai arti kurang lebih “semoga Alloh menerima ibadah-ku dan ibadah-mu” yang secara harfiah mempunyai makna mendoakan kepada diri sendiri dan kepada lawan bicara, sebagai ungkapan kesyukuran dan kegembiraan setelah dapat menyelesaikan puasa Ramadan satu bulan penuh. Dengan kata lain, ucapan taqobalallohu minna wa minkum/ka/ki secara tersirat seharusnya mempunyai makna yang jauh lebih dalam dari apa yang secara tradisi telah biasa kita ucapkan dalam menyambut ‘Iedul Fitri, antara lain: “Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin;” atau “Selamat lebaran, nol-nol ya!” dan ucapan-ucapan yang semacamnya. Apalagi mengucapkan taqobalallohu minna wa minkum/ka/ki merupakan salah satu sunnah Rasulalloh SAW yang seharusnya kita praktekkan. Terutama di zaman yang barangkali semakin sedikit orang yang mau dan mampu menetapi sunnah Rasulalloh dalam kehidupan sehari-hari.


Pertanyaan akhirnya, maukah kita tergolong sebagai umat di akhir zaman yang masih menegakkan As-sunnah di kala kebanyakan orang merasa asing dengannya atau bahkan di kala kebanyakan orang sudah melupakannya? Ayo kita praktekkan sunnah Rasulalloh dengan mengucapkan taqobalallohu minna wa minkum/ka/ki dalam rangka menyambut ‘Iedul Fitri 1 Syawal 1432 H. nanti. Moga-moga Alloh menjadikan kita termasuk golongan yang ibadah puasa Ramadannya diterima oleh Alloh sebagaimana tersirat dalam ucapan tersebut.

Kamis, 25 Agustus 2011

Mati Bukanlah Akhir Kehidupan


Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sebentar untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup. Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati.

Karena mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan. Maka dari itu, kita selalu menjaga sunnah Nabi setiap hari.sunnah-sunnah Nabi SAW itu adalah:

Pertama, tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

Ketiga, jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

Keempat, jaga shalat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.

Kelima, jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersodakoh, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersodakoh setiap hari.

Keenam, jaga wudhu terus menerus, karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.

Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Dzikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya.

sumber :http://wargaldii.com/mati-bukanlah-akhir-cerita-kehidupan.html

Sabtu, 21 Mei 2011

Bahagia


Untuk mencapai kebahagiaan trap awal yang harus dilalui adalah kesadaran bahwa semua amal perbuatan dari yang baik maupun yang buruk, akan berpulang kembali pada diri sendiri. Kita yang menanggung ganjaran dan pahalanya. Dalam al quran diterangkan, Walaa taziru waaziratun wizro ukhro, tidak bisa menanggung orang yang menanggung pada tanggungan orang lain. Artinya kita yang berbuat ya kita yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, pilihlah beramal yang baik, walaupun seberat biji kurma dan hindarilah berbuat jahat walau seberat semut pudak pun. Selanjutnya, anak tangga kedua yang harus dilalui untuk meraih kebahagiaan adalah kesadaran bahwa kita adalah makhluk spiritual, bukan makhluk fisik. Pemahaman ini berguna untuk melepaskan keterikatan kita pada dunia mayapada. Kesalahan terbesar yang sering dilakukan manusia adalah menyangka bahwa manusia adalah makhluk fisik. Banyak orang beranggapan bahwa ''Aku adalah tubuhku.'' Karena itu, seluruh hidupnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Mereka mengumpulkan harta, mencari uang dan memenuhi nafsu badannya seakan-akan mereka akan hidup untuk selama-lamanya.
Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.'' Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit - makhluk surga.'' Mari kita cermati kembali bunyi surat Al-A’raaf:172, ”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lupa terhadap ini".

Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi ini. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Coba kita resapi paragraf di atas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau kita menyadari hal ini, kita tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila kita sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan, menempuh jalan yang salah serta menghalalkan segala cara -- kalau hasilnya tidak dapat kita nikmati selama-lamanya. Apalagi kita sudah merusak jiwa kita sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi. Jadi perintah Allah di surat Adz – Dzaariyat :56; Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku adalah sebagai pengingat bahwa kita bukan makhluk bumi, tetapi kita adalah makhluk spiritual dimana jiwa kita akan kembali ke surga di hadirat Allah. Dengan beribadah kepada Allah kita diingatkan bahwa bagian terpenting dari hidup kita adalah jiwa kita yang nanti akan kembali kepada-Nya.
Mulai sekarang harus kita sadari betul bahwa jiwa kita adalah bagian terpenting yang harus kita jaga dan pelihara. Sebab dengannya kita akan terus bersama. (Sebelumnya mohon maaf, cerita ini tidak bermaksud ngendon-ngendoni masalah perwayuhan. Sekali lagi, mohon maaf –jangan disalahtafsirkan).
Seorang tua yang kaya raya sedang tergolek di tempat tidur – kamar mewah rumah sakit – menunggu maut datang menjemput. Di saat-saat terakhir, ia mengumpulkan keempat istrinya. Ia ingin mengajak mereka untuk menemaninya sampai ke alam baqa. Dipanggillah istrinya satu persatu. Dimulai dari istri keempatnya, yang paling muda sekaligus paling cantik. Istri ini berkata, ''Maafkan aku. Tentu saja aku sangat sedih memikirkan kepergianmu, tapi aku masih memiliki banyak hal yang harus aku kerjakan. Aku tak dapat menemanimu.'' Kecewa dengan jawaban itu, si lelaki memanggil istri ketiganya, namun istrinya ini mengatakan, ''Aku hanya dapat menemanimu sampai engkau menghembuskan nafasmu yang terakhir.'' Istri keduanya pun dipanggil. ''Aku akan menemanimu, tetapi hanya sampai di pemakaman saja,'' ujarnya. Hampir putus asa, akhirnya ia memanggil istri pertamanya. Dengan mantap si istri pertama berkata, ''Aku akan menyertaimu kemanapun engkau pergi.''
Cerita inspiratif ini sebenarnya dimaksudkan sebagai gambaran kehidupan kita sendiri. Istri keempat adalah analogi dari harta yang kita kumpulkan selama kita hidup. Istri ketiga adalah tubuh kasar kita yang amat kita perhatikan dan selalu kita rawat. Istri kedua adalah analogi dari keluarga kita istri-istri kita dan anak-anak kita. Istri pertama yang paling setia adalah gambaran tubuh halus kita, jiwa dan spiritualitas kita. Inilah yang akan menyertai kita kemanapun kita pergi dari alam ruh sampai nanti ke alam baqa.
Ironisnya, banyak manusia selama hidupnya, telah menghabiskan waktu dan energi yang tidak sedikit untuk urusan harta, badan, dan keluarga. Padahal cepat atau lambat mereka akan meninggalkan kita. ''Harta'' satu-satunya yang paling setia yaitu jiwa kita justru sering kita abaikan. Oleh karena itu, bangkitkan lagi semangat kita seiring sabda Nabi SAW, ”Siarkanlah salam, berikanlah makanan dan sholatlah malam ketika manusia yang lain tertidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan salam”.

Isilah rohani kita, manusia adalah makhluk spiritual. Kita bukanlah tubuh kita, kita adalah jiwa kita. Sejak pertama kali diciptakan, kita adalah makhluk spiritual, dan sampai kapanpun kita tetap makhluk spiritual. Jadi, berbahagialah dengannya.

Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah

Jumat, 20 Mei 2011

Bangun Malam


Diriwayatkan dari Hudzaifah ra., dia berkata, “Nabi SAW selalu menggosok giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur malam hari.” (Rowahu al-Bukhari)

Dari Ibnu Umar ra. bersabda Nabi SAW, "Senantiasalah bersiwak, karena hal itu akan membersihkan mulut dan menjadikan Allah SWT rela.” (Rowahu al-Bukhari)

Ali bin Abi Thalib ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba Allah apabila dia sudah menggosok gigi , kemudian mengerjakan sholat malam, maka malaikat akan berdiri di belakangnya. Kemudian malaikat akan memperhatikan bacaannya, mendekatinya sehingga ia meletakkan mulutnya pada mulut orang tersebut. Tidaklah terucap sedikitpun dari ayat al-quran kecuali akan masuk ke dalam mulut malaikat. Mereka akan membersihkan mulut mereka dengan bacaan al-quran.” (Rowahu al-Bazzar fi musnad).

Jabir bin Abdillah ra. menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian bangun sholat malam, maka hendaklah ia menggosok giginya. Sebab jika ia membaca al-quran dalam sholatnya, malaikat akan mendekatkan mulutnya kepada mulut orang tersebut. Tidak ada yang terucap dari orang itu kecuali akan masuk ke mulut malaikat.” (Rowahu al-Baihaqi Fii Syi’bi Al-iimaan)

Hadits – hadits di atas – sengaja saya hunting - untuk menunjukkan pentingnya bersiwak atau menggosok gigi di kehidupan sekarang ini, terutama hubungannya dengan bangun malam. Ternyata salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan semangat dalam bangun malam adalah dengan sering menggosok gigi ini. Orang boleh bilang apa saja, tapi kenyataan menampilkan wajah yang sebenarnya. Ketika seseorang bangun malam, kemudian menggosok giginya, maka kantuk akan terusir dari kedua matanya. Gairah akan segera menyelimuti seluruh tubuh dan mengusir ikatan syetan dari ubun – ubunnya. Langkah jadi ringan dan mulut menjadi segar untuk memainkan dan menyuarakan kalam Ilahi. Ditambah iringan malaikat dan ampunan Allah SWT, maka sungguh sangat membahagiakan.

Oleh karena itu, wahai para pencinta bangun malam jika terasa berat beban di pundak, terasa membuta kantuk di mata, segerakanlah gosok gigi. Inilah salah satu jalan untuk menggelorakan semangat untuk bangun malam. Luar biasa, jika kita mampu menghayati dan mengamalkan sebagaimana hadits yang tersurat dalam lembaran ini. Dan mungkin sekarang kita baru sadar, inilah mungkin rahasia Sabda Rasulullah SAW sebagaimana hadits di bawah ini. Bukan hanya kebersihan mulut dan kesucian diri, tetapi beroleh keridhaan dari Allah SWT.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda,"Jika tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan perintahkan mereka untuk selalu bersiwak setiap sebelum shalat." (Rowahu al-Bukhari)

Sebagai tambahan guna memperkuat dalil – dalil di atas, dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun oleh Ibnul Qoyyim Al-Jauziah dijelaskan manfaat siwak/gosok gigi antara lain:

membersihkan mulut
membersihkan gusi
mencegah pendarahan
menguatkan penglihatan
mencegah gigi berlubang
menyehatkan pencernaan
menjernihkan suara
membantu pencernaan makanan
memperlancar saluran nafas (bicara)
menggiatkan bacaan
menahan tidur
dikagumi malaikat
meridhokan Allah Ta’ala
Nah, sekarang giliran kita menunaikan dan membuktikannya.

Oleh: Ust. Faizunal Abdillah

Senin, 11 April 2011

Kedurhakaan Qorun


oleh: Zahri - www.ldiitulungagung.web.id
Negri mesir yang terkenal subur dan makmur dengan tingkat peradaban yang tinggi itu ternyata telah dikotori oleh perilaku dan keyakinan penduduknya yang menyimpang dari ajaran tauhid, tuhan yang semestinya mereka sembah adalah Allah, tetapi ternyata mereka menjadikan Fir'un sang raja Mesir sebagai sesembahan mereka. Allah telah mengutus nabi Musa untuk memerangi dan memberantas kemusyrikan di muka bumi ini. Perjuangan nabi Musa menegakkan panji-panji tauhid di tengah-tengah masyarakat Bani Israil yang terkenal rewel dan suka beralasan memang cukup berat. Namun nabi Musa tidak putus asa. Satu demi satu pengikut nabi musa bertambah, sampai suatu ketika seorang kaya raya terpandang di kalangan Bani Israil juga menjadi pengikut nabi Musa. Dengan insafnya Qorun diharapkan dapat memperkuat dan mendukung perjuangannya nabi Musa bersama para pengikutnya. Namun yang diharapkan hanya Impian belaka. Kekayaan Qorun luar biasa, hingga kunci-kunci gedung tempat penyimpanan harta kekayaannya tidak akan kuat dipikul oleh beberapa laki-laki yang kuat sekalipun. Ironisnya kekayaan itu telah membuat Qorun bersikap angkuh, sehingga sulit baginya untuk menerima nasehat. Dalam dirinya terjadi perubahan yang mengarah ke penurunan keimanan, hilang sifat-sifat iman dalam dirinya, hilang kekhusyu' annya yang ada di dalm hati. Ia mulai malas beribadah, sehari-hari yang difikirkan hanyalah menimbun keduniaan.

Jika Qorun keluar selalu dihiasi dengan pesona dunia yang gemerlapan. Dengan menunggang seekor kuda yang pelananya yang terbuat dari kulit yang bertahtakan emas dan perak. Baju yang ia kenakan emas berlian, sungguh ia sangat gagah. Pemandangan seperti ini sangat memukau bagi orang yang mencintai dunia, tetapi bagi orang-orang yang lebih mencintai akhirat akan memandang bahwa kekayaan Qorun tidak berarti sedikitpun di sisi Allah.
Hingga suatu ketika Allah menurunkan ayat tentang Zakat kepada nabu Musa. Saat itu Qorun berniat menemui nabi Musa untuk meminta penjelasan tentang ayat tersebut.Akhirnya nabi Musa menjelaskan perincian tentang ayat zakat dihadapan Qorun.

"Setiap 1000 dinar zakatnya 1 dinar,setiap 1000 dirham zakatnya adalah 1 dirham, setiap 1000 kambing zakatnya 1 kambing, begitulah seharusnya terhadap harta yang kamu miliki"

"Baiklah Musa, sekarang aku sudah mengerti masalah zakat, tapi aku akan mencoba menghitung dulu hartaku, terima kasih, aku pamit dulu"

Qorun mulai menghitung hartanya, setelah di hitung-hitung ternyata jumlah zakat yang mau dikeluarkan banyak sekali sehingga berat sekali untuk menyerahkannya kepada nabi Musa.

"Wah ternyata aku harus mengeluarkan ribuan dinar dan dirham, kalo begini caranya aku bisa bangkrut! Musa harus memberi penjelasan, ini tidak bias dibiarkan."

Qorun berfikir keras untuk menjatuhkan wibawa nabi Musa di depan pengikutnya. Secara diam-diam Qorun mengundang pembesar-pembesar Bani Israil ke rumahnya. Mereka dihasut untuk diajak bersama-sama menjatuhkan nabi Musa.

"Wahai orang Bani Israil,sesungguhnya Musa telah memerintahkan pada kalian berbagai macam peraturan agama diantaranya adalah kalian di perintahkan membayar zakat kepadanya. Tahukah kalian bahwa ini taktik Musa untuk merampas harta kalian semuanya. Kemudian harta itu akan digunakan untuk kebutuhannya sehari-hari, berfoya-foya,cari hiburan dan lain-lain. Ini adalah pemerasan secara halus dan terang-terangan,apa kalian tidak sadar kalau kalian di jadikan perahan Musa? Bagaimana menurut kalian?"

"Hai Qorun, engkau adalah pembesar kami, rasanya benar omonganmu itu, sekarang perintahkan sesuatu kepada kami, kami pasti akan melaksanakan."

"Kalau begitu carilah seorang pelacur,nanti kita beri upah asalkan dia mau mengaku di depan umum bahwa dia telah berzina dengan Musa."

Maka berangkatlah utusannya Qorun untuk mencari wanita pelacur dan di bawa kehadapan Qorun.

"Wahai wanita pelacur,maukah kamu ku beri uang 1000 dinar dan 1000 dirham ? kemudian aku akan memberimu kedudukan dan aku akan mengumpulkan kamu dengan istri-istriku?"

Dengan senang hati si pelacur menjawab,"Tentu ! aku sangat senang menerimanya."

"Tetapi tidak begitu saja kau mendapatkannya,ada syarat yang harus kau lakukan. Besok,kamu harus mengaku di depan umum bahwa kamu telah berbuat zina dengan Musa. Sanggup?"

"Pasti sanggup, kenapa tidak" jawab sang pelacur dengan bangga.

Keesokan harinya Qorun mengumpulkan orang-orang Bani Israil di lapangan yang luas,kemudian Qorun datang kepada nabi Musa dan berkata " Qahai Nabi Musa,saat ini orang-orang Bani Israil sedang menunggumu untuk meminta nasehat dan pengarahan tentang peraturan Allah."

Nabi Musa pun bergegas menuju lapangan dan berseru,"Wahai Bani Israil !! Barang siapa yang mencuri,maka ia akan dipotong tangannya, barang siapa yang menuduh zina tanpa mendatangkan saksi, hukumannya di cambuk 80 kali, bila ada bujangan atau gadis berzina masing-masing di cambuk 100 kali, bagi yang pernah menikah maka ia akan diranjam dengan batu sampai mati bila dia melakukan zina."

"HAi Musa ! Bagaimana jika yang berbuat zina itu engkau sendiri? apakah diranjam juga?" tanya Qorun.

"Walaupun aku sendiri yang berbuat zina tetap harus diranjam."

Hai Musa,ketahuilah ! Orang-orang Bani Israil telah mengetahui perbuatanmu ,ternyata engkau telah berbuat zina dengan seorang pelacur."

"Jangan menuduhku sembarangan! Panggil perempuan itu kemari." Tegas Musa

Qorun pun memanggil perempuan itu,"Hei kamu.majulah ke depan!" perempuan itu pun maju kedepan. "Musa,ini dia orangnya"

Musa menatap perempuan itu dengan tajam "Hai perempuan, demi Dzat yang telah menurunkan Taurot, aku bertanya kepadamu dan kamu harus menjawab dengan jujur. Apakah kamu telah berbuat zina denganku?"

Hati wanita pelacur itu pun bergetar mendengar pertanyaan Musa,ia tak kuasa berbohong. Allah telah membuka hatinya sehingga ia kembali dapat berfikir dengan akal sehatnya, dalam hati ia berkata," Aku telah mempunyai niat buruk terhadap seorang utusan Allah demi mendapatkan kesenangan dunia. Jika aku menyesali perbuatanku ini dan aku bertobat kepada Allah, aku yakin Allah akan mengampuniku"

"Demi Allah,aku tidak berbuat zina dengan Nabi Musa,tetapi Qorun lah yang membayarku untuk berbuat seperti ini". Sontak Qorun dan pengikutnya terkejut.

Demi mendengar penuturan si pelacur Nabi Musa bersujud dan menangis kepada Allah. Nabi Musa terharu dengan upadayannya Allah terhadap orang-orang yang mau menjatuhkannya."Ya Allah kalau aku memang benar-benar utusanmu maka murkalah engkau, karena diriku telah dipermalukan oleh Qorun. Qorun yang selama ini ku saksikan baik ternyata telah mengianatiku"

Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa yaitu Allah memerintahkan bumi supaya taat kepada perintah nabi musa,dan Nabi Musa pun berkata "Wahai orang-orang Bani Israil!! sesungguhnya Allah mengutusku terhadap Qorun seperti Allah mengutusku terhadap fir'aun. Maka barang siapa yang ingin bersama Qorun tetaplah bersamanya, maka barang siapa yang ingin bersamaku jauhilah dia"

Akhirnya semua orang menjauhi Qorun kecuali dua orang, saat itulah Nabi Musa membuktikan bahwa bumi memang diperintahkan Allah untuk taat pada perintahnya!"

Bumi pun langsung menelan mereka hingga sebatas kaki,Q orun pun berusaha lari namun bumi telah mencengkeram kakinya ,Qorun pun berteriak," Hai Musa ,maafkan aku! Selamatkan aku!"
Dengan tidak memperdulikan Qorun, Nabi Musa kembali memerintah bumi untuk menelan Qorun,"Wahai bumi, telanlah mereka!"

Lalu bumi menelan mereka sebatas pusar,begitu seterusnya sampai sebatas leher. Sambil merintih, Qorun terus memohon ampun diiringi sumpah agar Musa mau memaafkannya. Namun Nabi Musa tidak menoleh sedikitpun kepada Qorun, akhirnya bumi menelan sedikit demi sedikit hingga seluruh tubuh mereka.

Setelah kejadian itu,orang-orang Bani Israil ribut membicarakan harta kekayaan Qorun yang ditinggalkannya. " Aahh,ini semua kan kesengajaan Nabi Musa mendoakan Qorun agar di siksa oleh Allah, karena Nabi Musa ingin mewarisi dan menguasai istana dan harta kekayaan Qorun."

Nabi Musa sangat marah mendengar perkataan mereka,lalu ia berdoa kepada Allah, " Ya Allah, benamkanlah semua harta kekayaan Qorun kedalam perut bumi agar tidak menjadikan fitnah kepadaku dan kepada orang-orang Bani Israil."

Sesaat kemudian terdengar suara keras bersamaan dengan hilangnya seluruh gedung istana dan harta kekayaan Qorun tanpa tersisa sedikitpun.
Ternyata sehebat apapun kelebihan yang dimiliki manusia bila ia kufur kepasa Allah, tidak bisa melaksanakan perintahnya, dalam waktu singkat Allah bisa membinasakan seluruh jiwa dan harta manusia tanpa ada seorangpun yang bisa mencegahnya.

Cerita ini begitu popular dikalangan masyarakat, bahkan bila ada yang menemukan harta benda dalam tanah,mereka menyebutnya dengan harta karun, tp sebenarnya itu cuman istilah saja, bukan betul-betul harta Qorun kaum Bani Israil zaman Nabi Musa.

Semoga cerita Islam ini bermafaat bagi kita :-)

Minggu, 10 April 2011

BAHAYANYA ZINA


Zina adalah hubungan sex/badan antara laki-laki dan perempuan tanpa ikatan perkawinan yang sah/resmi. Perbuatan yang sungguh di murkai oleh Allah dan mendapat murka dari Allah di dunia maupun di Akhirat, ingat dengan cantolan-cantolah dari para penasehat zaman dahulu:

"wong seng nglakoni zina, ndak kurop blos, ibarate enak e sak klenteng, lorone sak rendeng"

- Orang yang melakukan zina, tidak ada untungnya sama sekali, di ibaratkan enaknya satu klenteng (biji pohon kapuk) dan sakitnya sepanjang musim penghujan.

Jadi kesimpulan dari kata-kata diatas adalah, bahwa Zina lebih banyak menanggung sakit (dosa) dari pada enaknya. Nabi pun juga telah besabda dalah Al-hadis yang diriwayatkan oleh Baihaqi tentang bahayannya orang berbuat ZINA :

عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: يا معشر المسلمين اتقوا الزنا فإن فيه ست خصال ثلاث في الدنيا وثلاث في الآخرة فأما التي في الدنيا: فذهاب بهاء الوجه وقصر العمر ودوام الفقر وأما التي في الآخرة فسخط الله تبارك وتعالى وسوء الحساب والعذاب بالنار* رواه البيهقي

Nabi SAW bersabda: "Wahai golongan orang Islam takutlah kalian berbuat zina, karena sesungguhnya dalam zina itu ada enam perkara (siksaan), tiga di dunia dan tiga di akhirat. Adapun tiga perkara di dunia: (1)Hilangnya wibawa, (2)Pendeknya umur, dan (3)menjadi miskin selamanya. Adapun tiga perkara di akhirat adalah: (1)murka Allah, (2)jeleknya hisaban dan (3)siksa neraka". Hadist Riwayat Baihaki

Bahayanya orang yang zina :

1. Zina itu menghilangkan cahaya iman dari hati pelakunya
2. Zina itu perbuatan buruk yang bias membawa kematian pelakunya (umurnya pendek)
3. Penzina do’anya tidak di kabulkan oleh Allah
4. Menyala-nyala api di wajah orang yang berbuat zina nanti di akhirat
5. Orang yang berbuat zina di siksa dalam tungku besar yang nyala apinya menghancurlumatkan tubuhnya kemudian di kembalikan lagi jasadnya dan di hancurlumatkan lagi oleh nyala api yang berkobar-kobar , begitu terus menerus
6. Orang yang berbuat zina baunya sangat busuk , menyakitkan sesama ahli neraka
7. Ahli zina di hapus dari daftar orang-orang baik
8. Allah tidak melihat kepada ahli zina dengan pandangan hormat
9. Allah mengharamkan surga dan mengharamkan mencium bau surga kepada ahli zina


Akhir kata, hargai diri anda sekalian, janganlah sampai kita berbuat zina, sayang cantik dan ketampanan anda. Bila kita melakukannya, hilanglah surga dari diri kita, ingat kehidupan yang kekal hanya di akhirat, "karna di dunia kita cuman mamper ngombe ",di dunia cuman mampir minum. :

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Hayo...siapa yang berani Zina? Atau mengarah ke perzinahan?